KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan bagi Allah, Tuhan semesta
alam, Tuhan seluruh manusia yang terdahulu dan yang akan datang, yang berkat
nikmat serta hidayahNya, makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam
juga selalu saya haturkan kepada uswatun khasanah, Nabi Muhammad SAW, beserta
para sahabatnya.
Makalah ini mengambil tema tentang bahasa Indonesia dan generasi
muda, dengan judul “Pendidikan Karakter Penerus Bangsa Melalui Pembinaan Bahasa
Indonesia” . Lewat
makalah ini, diharapkan generasi muda yang kelak akan meneruskan perjuangan untuk
memajukan bangsa Indonesia, dapat memiliki
budi pekerti luhur, berakhlak mulia, dan sikap yang santun, setelah
memahami dan menghayati penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas
ujian akhir semester mata
kuliah “Indonesian Language” yang diampu oleh Ibu Afiati Handayu.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki berbagai kekurangan. Oleh karena
itu,
saya meminta
maaf jika dalam makalah ini masih ditemukan beberapa kekeliruan. Demikian,
semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terimakasih.
Yogyakarta,
12 Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................
ii
DAFTAR
ISI
................................................................................................
iii
A. Pengantar
................................................................................................. 1
B. Pembahasan
1.
Peran bahasa Indonesia dalam pendidikan
karakter generasi muda..................................................................................................
2. Realitas penggunaan bahasa Indonesia
oleh generasi muda saat ini……………………………………………………........................ 3
3. Memperkuat karakter generasi muda dengan pembinaan
bahsa Indonesia............................................................................................. 8
C. Penutup
....................................................................................................
10
DAFTAR
PUSTAKA
.................................................................................. 11
PENDIDIKAN
KARAKTER PENERUS BANGSA
MELALUI
PEMBINAAN BAHASA INDONESIA
A. Pengantar
Tantangan kehidupan global yang kita hadapi saat ini
mengharuskan kita untuk lebih memperkuat jati diri dan karakter sebagai suatu bangsa. Penguatan jati diri dan
karakter bangsa ini menjadi suatu keharusan agar bangsa Indonesia dapat tetap
eksis dan mampu menunjukkan jati dirinya sebagai suatu bangsa di tengah-tengah
derasnya arus kehidupan dan budaya global itu. Dengan jati diri dan karakter
yang kuat, diharapkan bangsa Indonesia tetap mampu bersaing dan sekaligus ikut
bermain peran dalam kancah kehidupan global. Bangsa yang berkarakter, dalam hal ini, tidak saja bangsa yang mampu
memperlihatkan jati diri dan kepribadian yang kuat, tetapi juga penuh tanggung
jawab, jujur, disiplin, berkualitas, dan mempunyai kompetensi yang tinggi.
Terkait dengan hal tersebut, bahasa
Indonesia memegang peranan yang amat penting
dalam pendidikan karakter bangsa. Hal itu karena dengan mencintai bahasa
Indonesia berarti juga mencintai bangsa Indonesia karena bahasa pada hakikatnya
juga merupakan simbol identitas bangsa. Karakter yang bertumpu pada kecintaan
dan kebanggaan terhadap bahasa dan bangsa seperti itu pada dasarnya juga
merupakan refleksi dari kecintaan dan kebanggaan terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
pilarnya. Bahasa menunjukkan bangsa. Ungkapan
itu juga berarti bahwa bahasa menunjukkan jati diri dan karakter bangsa
penuturnya. Tutur kata yang lembut dan santun, misalnya, juga dapat dipandang
sebagai pencerminan dari karakter pribadi penuturnya yang santun. Untuk itu,
pengajaran bahasa juga harus diarahkan pada
pendidikan karakter budi pekerti
yang luhur, berakhlak mulia, dan sikap yang santun.
Berdasarkar latar belakang di atas, dapat
kita rumuskan beberapa masalah, yaitu:
1. Apa peran bahasa Indonesia dalam pendidikan karakter generasi muda?
1. Apa peran bahasa Indonesia dalam pendidikan karakter generasi muda?
2. Bagaimana
realitas penggunaan bahasa Indonesia oleh generasi muda saat
ini?
3.
Apa saja pembinaan bahasa Indonesia yang dapat dilakukan, agar generasi
muda
dapat memperkuat karakter mereka?
B.
Pembahasan
1. Peran
bahasa Indonesia dalam pendidikan karakter generasi muda.
Mengaitkan bahasa Indonesia dengan generasi muda menyadarkan
kita, bahwa bukan saja atas peran bahasa dalam sejarah awal kelahiran bangsa Indonesia, melainkan juga pada peran
anak muda dalam mengukuhkan bahasa Indonesia dalam sejarah awal kelahiran tanah
air. Agaknya sudah cukup lama bahasa dan Indonesia cenderung dilihat sebagai
fenomena kebudayaan secara umum, tanpa mengaitkannya dengan peran dan kedudukan kaum muda
dalam mengukuhkan bahasa dan Indonesia itu sendiri. Sebaliknya, peran kaum muda
khususnya dalam sejarah awal kelahiran Indonesia cenderung dilihat sebagai
fenomena politik tanpa mengaitkannya dengan peran bahasa. Bagaimanapun, sejarah
bahasa dan Indonesia tak bisa dipisahkan dari peran penting anak-anak muda.
Selain itu, bahasa Indonesia mempunyai peran dalam membangun generasi muda yang
dinamis dan kreatif. Peran dan tanggung jawab tentu saja selalu baik pada
dirinya sendiri.
Maka,
harapan akan peran bahasa Indonesia dalam membangun generasi muda merupakan
tantangan bagi para ahli bahasa dan seluruh masyarakat Indonesia, yang mana menuntut
kesungguhan untuk meyakinkan anak-anak muda akan fungsi dan
keunggulan bahasa Indonesia dalam kehidupan.
Pengalaman sejarah kita menunjukkan bahwa generasi mudalah yang
membangun bahasa Indonesia. Dengan kata lain, dalam hubungan bahasa Indonesia
dengan generasi muda, generasi muda adalah subjek yang mengukuhkan dan selanjutnya
membangun bahasa Indonesia.
Sebagai sarana komunikasi, bahasa juga mampu membangun
keterampilan berkomunikasi, keterampilan menyampaikan pendapat, gagasan, dan
pandangan dalam menyikapi suatu persoalan yang dihadapi dalam kehidupan pada
era global ini. Keterampilan seperti itu tentu sangat dibutuhkan dalam
menghadapi tantangan zaman.
Selain sebagai sarana komunikasi, bahasa juga merupakan alat
berpikir. Oleh karena itu, melalui kemampuan berbahasa, berbagai persoalan yang
dihadapi dapat dipahami, disikapi, dan dicerna dengan baik sehingga dapat
menambah kematangan berpikir/ intelektual
seseorang. Dengan demikian, kematangan berpikir dan kemampuan menyikapi setiap
masalah dengan kritis merupakan dua hal yang saling melengkapi dalam
pembentukan kualitas individu untuk membangun kreativitas dan daya inovasi.
Berkenaan dengan itu, kemampuan berkomunikasi yang tinggi dan daya pikir yang
kritis dalam menghadapi setiap tantangan pada gilirannya juga dapat melahirkan
generasi yang kreatif dan inovatif. Pada sisi lain, karya sastra dalam
bahasa Indonesia
juga mengandung nilai-nilai kearifan yang mampu memperhalus akal budi dan
mempertajam etika dan daya estetika. Oleh karena itu, kemampuan mengapresiasi
karya sastra dalam bahasa Indonesia juga berperan penting dalam membangun karakter yang berbudi
luhur, bertenggang rasa, dan arif dalam mengatasi persoalan.
2. Realitas penggunaan bahasa Indonesia
oleh generasi muda saat ini.
Dewasa ini, pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan
nyata maupun fiksi mulai mengalami pergeseran dan digantikan dengan pemakaian bahasa
gaul yang dekat dengan bahasa Betawi, dengan beberapa perubahan kata baru, seperti “nyokap” untuk
panggilan ibu, dan
“bokap” untuk
panggilan ayah, serta terdapat
berbagai ungkapan –
ungkapan rahasia seperti “andika” untuk adik, “cacamarica”
untuk kata cari, dan “bohemian” untuk kata bohong. Pergeseran ini dapat diketahui karena bahasa Betawi adalah bahasa
asli Jakarta yang merupakan Daerah Khusus Ibukota negara Indonesia. Dengan
memakai bahasa gaul tersebut, pemakainya akan dikatakan sebagai orang kota yang
modern dan bukan orang daerah yang kurang modern. Anggapan seperti ini jelas
salah,
karena bahasa gaul tersebut sangat dekat dengan bahasa Betawi, yang merupakan salah satu bahasa
daerah juga di Indonesia.
Antara bahasa Indonesia dan bahasa gaul tentunya lebih modern dan lebih maju
bahasa Indonesia. Hal ini karena bahasa Indonesia merupakan bahasa tingkat
nasional yang berasal dari bahasa-bahasa daerah di Indonesia dan bahasa asing.
Sebaliknya, bahasa gaul hanya merupakan bahasa tingkat daerah yang berasal dari
bahasa Betawi.
Dahulu jika seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang
berbeda suku dengannya, ia akan menggunakan bahasa Indonesia. Akan tetapi,
dewasa ini orang-orang yang berbeda suku jika berkomunikasi satu sama lain akan
mengunakan bahasa gaul. Selain itu, bahasa gaul terkadang
juga muncul dalam penggunaan bahasa
Indonesia di
situasi - situasi resmi. Padahal, dalam penggunaan bahasa Indonesia, bahasa
gaul seharusnya
kita hindari karena hal itu tidak termasuk penggunaan bahasa Indonesia secara
baik dan benar.
Dunia film nasional di Indonesia juga tidak lepas dari pemakaian
bahasa gaul ini. Tidak jarang
pemakaian bahasa gaul muncul dalam pembicaraan tokoh-tokoh dalam film nasional
di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu penyebab pemakaian bahasa gaul dalam
masyarakat
di Indonesia semakin luas karena
para aktor dan aktris idola masyarakat yang memainkan peran dalam film-film
nasional tersebut berbahasa gaul. Sebagian masyarakat terbukti menirukan bahasa
gaul yang dipakai oleh para tokoh dalam film nasional yang mereka tonton.
Sebagai film nasional seharusnya tidak memakai bahasa gaul dalam percakapan
para tokohnya karena bahasa gaul bukanlah bahasa nasional. Bahasa yang dipakai
dalam film nasional seharusnya juga bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia.
=====Peniruan bahasa gaul oleh masyarakat luas di Indonesia tentu saja berdampak negatif terhadap pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa yang akan datang. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya pemakaian bahasa gaul dan parahnya lagi, generasi muda Indonesia juga tidak lepas dari pemakaian bahasa gaul tersebut. Bahkan, para generasi muda inilah yang paling banyak memakai bahasa gaul daripada memakai bahasa Indonesia.
Kita lebih baik baik berbahasa daerah daripada berbahasa
gaul dalam situasi yang tidak resmi. Mengapa demikian? Karena dengan berbahasa
daerah, kita sudah melestarikan bahasa daerah yang menjadi pemerkaya bahasa
nasional dan sekaligus pemerkaya bangsa Indonesia. Sebaliknya, jika kita menggunakan
bahasa gaul di daerah kita sendiri dengan orang-orang sebahasa daerah, kita
tidak mencintai dan tidak melestarikan
bahasa daerah sendiri. Kebiasaan menggunakan bahasa gaul akan membuat kita
menggunakan sebagian besar kata bahasa gaul tersebut dalam penggunaan bahasa Indonesia
baku. Dengan kata lain terjadi pengacauan bahasa gaul ke dalam pemakaian bahasa
Indonesia
baku. Kata yang sering muncul dari
bahasa gaul dalam pemakaian
bahasa Indonesia baku adalah, seperti kata “nggak” atau “gak” (bahasa gaul) yang seharusnya kata “tidak” (bahasa Indonesia). Hal ini harus
kita hindari sejauh mungkin dalam kehidupan kita.
=====Jelas bahwa kita sebagai bagian bangsa Indonesia sepatutnyalah menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah secara baik dan benar. Artinya, kita menggunakan bahasa Indonesia dalam situasi formal, seperti dalam seminar bahasa dan sastra Indonesia atau dengan penutur yang tidak menguasai bahasa daerah kita dengan kaidah kebahasaan yang dibakukan dan kita menggunakan bahasa daerah dalam situasi nonformal dengan orang-orang yang menguasai bahasa daerah kita atau dalam situasi formal kedaerahan, seperti upacara adat secara benar menurut kaidah kebahasaan yang beraku di daerah kita masing-masing.
3. Memperkuat
karakter generasi muda dengan pembinaan bahsa Indonesia.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
besar dan sedang dalam proses pembangunan. Sebagai sebuah bangsa besar yang
sedang membangun, Indonesia tentulah memerlukan generasi-generasi penerus yang
andal di berbagai bidang untuk dapat mewujudkan masyarakat adil, makamur, dan
merata. Untuk menjadikan generasi penerus bangsa ini sebagai sumber daya
manusia yang andal dan tangguh diperlukan pendidikan bermutu di setiap daerah.
Dalam hal pendidikan di Indonesia, kita lebih banyak mendapatkan pengetahuan
dari berbagai disiplin ilmu dengan bahasa Indonesia baku atau benar. Bahasa
Indonesia baku bagi sebagian besar orang Indonesia merupakan bahasa kedua
setelah menguasai bahasa pertama atau bahasa ibu. Walaupun sebagai bahasa
kedua, bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Karena
itu, para generasi bangsa kita harus mengusai bahasa Indonesia agar dapat
memiliki banyak pengetahuan sehingga
menjadi sumber daya manusia yang andal dan dapat membangun bangsa ini secara
optimal. Mendapatkan pengetahuan tentulah bukan hanya dari jalur pendidikan di
sekolah atau di perguruan tinggi, tetapi juga di masyarakat luas.
Bahasa merupakan unsur-unsur yang tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat. Agar bahasa Indonesia tetap terjaga dan dapat dihayati serta dilestarikan sehingga karakter generasi muda yang kuat pun terbentuk, maka kita harus melakukan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
Bahasa merupakan unsur-unsur yang tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat. Agar bahasa Indonesia tetap terjaga dan dapat dihayati serta dilestarikan sehingga karakter generasi muda yang kuat pun terbentuk, maka kita harus melakukan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia dalam bidang pendidikan.
Usaha yang dapat
dilakukan adalah dengan peran guru dan dosen untuk meningkatkan dan menimbulkan
minat baca bahasa Indonesia yang dapat dikembangkan pada semua mata pelajaran
dan semua mata kuliah. Dengan cara itu, bahasa Indonesia akan lebih sering
digunakan dan dipraktikan kedalam kehidupan sehari-hari.
b. Pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia kaitannya dengan bidang komunikasi.
Salah
satu sarana yang penting dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
dalam bidang komunikasi adalah media massa, baik secara tertulis maupun secara
lisan. Media massa seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam menyampaikan berita. Hal itu dapat menjadi contoh yang baik untuk
generasi penerus bahasa Indonesia.
c. Pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia kaitannya dengan kesenian.
Bahasa Indonesia
yang digunakan dalam banyak karya sastra, seperti lagu, teater, buku cerita
anak-anak dan film menunjukkan banyak ketimpangan. Bahasa yang digunakan dalam
sastra dan buku cerita anak-anak kuarang sempurna dari kebanyakan pengarang.
Pemakaian bahasa
Indonesia
dalam menciptakan karya sastra seharusnya dapat menjadi panutan bagi penikmat
ataupun orang yang ingin menciptakan karya sastra. Agar bahasa Indonesia dapat
terpelihara dengan baik.
d. Pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia kaitannya dengan bidang ilmu dan teknologi.
Seiring
dengan perkembangan ilmu dan teknologi, penggunaan bahasa Indonesia harus
senantiasa dipertahankan. Apabila kita lengah dan kalah dengan banyaknya unsur
budaya yang masuk dari bangsa lain, maka bahasa Indonesia sedikit demi sedikit
akan mengalami kemunduran. Sebagai penerus bangsa dan bahasa Indonesia,
disamping tetap menerima perkembangan ilmu dan teknologi dari bangsa luar, kita
juga harus tetap pintar dalam memfilternya dan senantiasa mempertahankan bahasa
Indonesia sebagai identitas bangsa kita.
C. Penutup
Dengan mencintai bahasa Indonesia berarti juga mencintai
bangsa Indonesia karena bahasa pada hakikatnya juga merupakan simbol identitas
bangsa. Bahasa juga menunjukkan bangsa,
yaitu bahwasannya bahasa
menunjukkan jati diri dan karakter bangsa penuturnya. Tutur kata yang lembut dan
santun dapat dipandang sebagai pencerminan
dari karakter pribadi penuturnya yang santun. Untuk itu, pengajaran bahasa juga
harus diarahkan pada pendidikan karakter budi pekerti yang luhur, berakhlak
mulia, dan sikap yang santun.
Dewasa ini bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa
persatuan, dan bahasa dalam pengantar dunia pedidikan pada sejumlah pemakaiannya
mulai terpengaryh dengan bahasa gaul. Bahkan, penggunaan bahasa Indonesia
mulai mengalami pergeseran oleh bahasa gaul yang digunakan sebagian masyarakat
Indonesia sendiri. Penggunaan bahasa gaul tidak hanya dalam kehidupan nyata,
tetapi juga dalam kehidupan fiktif seperti dalam dialog dan monolog para pelaku
film nasional di negara
Indonesia. Sebagian masyarakat
Indonesia yang paling gemar berbahasa gaul adalah para generasi muda bangsa
kita. Kenyataan tersebut harus segera diatasi mengingat betapa pentingnya penggunaan bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia itu sendiri.
Sebagai warga Indonesia yang baik, kita seharusnya dapat menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Bahasa gaul memang bukanlah bahasa yang dilarang penggunaannya, tetapi kita harus ingat bahwa bahasa gaul dipakai dalam kelompok tertentu saja. Kita sebaiknya tidak menggunakan bahasa gaul di luar kapasitasnya. Dengan demikian, terciptalah penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa gaul yang terpisah atau tidak ada pengacauan bahasa gaul ke dalam bahasa Indonesia dan tidak ada pergeseran penggunaan bahasa Indonesia oleh penggunaan bahasa gaul.
Untuk mengindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di
masyarakat pada masa depan, perlu adanya usaha pada saat ini menanamkan dan
menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap
bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Para orang tua, guru dan pemrintah
sangat dituntut kinerja mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan
pemahaman dan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap bahasa Indonesia. Dengan
demikian, pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada
masa depan dapat meningkat.
Banyak cara yang dapat kita lakukan agar kita menguasai
bahasa Indonesia baku sehingga kita bisa berbahasa Indonesia secara benar.
Cara-cara itu dapat kita kelompokkan menjadi dua, yakni melalui pendidikan
formal (di sekolah dan perguruan tinggi), dan melalui kegiatan di luar
pendidikan formal. Pembelajaran bahasa Indonesia melalui pendidikan formal di sekolah dan di perguruan
tinggi harus ditambah dengan kegiatan di luar pendidikan formal. Kegiatan di
luar pendidikan formal, misalnya membaca buku-buku kebahasaan bahasa Indonesia
seperti buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia karangan Hasan Alwi, dkk
terbitan Balai Pustaka, mencermati lema beserta deskripsi maknanya dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia oleh Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, praktik-praktik berbahasa
Indonesia dengan teman dalam kelompok belajar, dan juga menyimak sekaligus
mengikuti tanya jawab dalam siaran Bahasa Indonesia di radio atau di televisi.
DAFTAR
PUSTAKA
Rahardi, Kunjana.
2004. Dinamika
Kebahasaan: Aneka Masalah Bahasa Indonesia Mutakhir. Yogyakarta:
Mitra Gama Widya.
Rosidi, Ajip. 1983.
Pembinaan
Minat Baca Bahasa dan Sastera. Surabaya: Bina Ilmu.
Hasibuan Ibnu
Hasan. 2011. “Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia”. Dalam http://ibnuhasanhasibuan.wordpress.com/2011/03/06/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia/ diunduh Minggu,
25 Desember 2011, pukul 11.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar